Oki, Felip, dan Glegek asyik bermain
dengan robot-robotan mereka. Sementara Nirmala dan para dayang berlatih menari.
“Oki, ayo ikut kami menari!” ajak dayang Bulbun. “Huh, apa enaknya menari!
Lebih seru main robot bersama kami, Dayang!” seru Oki sambil tertawa. Mereka
tak tahu kalau Pipiyot sedang mengintai mereka.
“Hihihi, mereka sedang
bersenang-senang. Akan kukacaukan mereka! Hihihi...” Pipiyot tertawa iri. Ia
lalu menyulap, “BLUR GUMBLUR GUM... BLAAARR!”
Saat itu juga, robot-robot milik Oki,
Glegek, dan Felip menjadi besar. BUM BUM BUM! Robot-robot itu bergerak sendiri.
“Gawat, robot kita jadi besar!” seru Oki panik.
“Robot-robot, kejar para dayang!”
perintah Pipiyot. Dengan patuh, robot-robot itu mengejar dayang Bulbun dan
Kupai. “Nirmalaaaa... tolooong...” teriak mereka ketakutan.
Nirmala segera mengayunkan tongkat
wasiatnya, “Sim salabim!” namun, robot-robot itu tidak menjadi kecil. “Hihihi,
tongkat wasiatmu tidak sakti lagi, Nirmala!” ejek Pipiyot.
Ternyata, Nirmala memang tidak menyulap
agar robot menjadi kecil. Ia menyulap agar robot patuh pada perintahnya.
“Robot-Robot, menarilah dengan Pipiyot!” perintah Nirmala. Saat itu juga, para
robot berebutan menarik tangan Pipiyot. “Hahaha, sekarang ayo kita semua menari
bersama robot dan Pipiyot,” seru Oki. Semua tertawa geli. (Vanda P)
(Sumber: Bobo Edisi 22. Tahun XXXVII.
10 September 2009. Hal. 42-43)
Ilustrasi: WAND Studio
0 komentar:
Posting Komentar