Tut tut sakit. Bobo, Coreng, dan Upik
berniat menjenguknya. Mereka membawa hadiah kereta-keretaan, cokelat, dan
biskuit untuk Tut Tut.
Bibi Titi Teliti membukakan pintu.
“Aduh, kalian pasti kotor kena debu jalanan. Ayo, cuci
tangan dan kaki dulu, baru boleh menjenguk Tut Tut,” omel Bibi Titi Teliti.
Setelah bersih, anak-anak pergi ke kamar
Tut Tut. Kasihan Tut Tut terbaring lesu di tempat tidurnya. Anak-anak
mengeluarkan hadiah yang mereka bawa.
Melihat kereta yang dibawa Bobo, Tut
Tut jadi semangat. “Ayo kita main kereta!” mereka bermain dengan ribut sambil
makan cokelat dan biskuit.
Bibi Titi Teliti masuk kamar. “Kalian
bagaimana, sih? Tut Tut harus istirahat! Anak-anak, bermainlah di luar supaya
tidak mengganggu Tut Tut!” marah Bibi Titi Teliti.
Bobo dan adik-adiknya pun keluar kamar,
lalu bermain di luar. Tut Tut mengintip sedih dari jendela kamarnya. Dia ingin
sekali ikut bermain bersama mereka.
Diam-diam, Tut Tut menyamar. Dia
menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tipis. Bibi Titi Teliti tidak sadar
waktu Tut Tut lewat. Tut Tut dikira Bobo.
Tetapi, Bobo, kan, di luar? Bibi Titi
Teliti curiga. “Kamu bandel, Tut Tut! Ayo, masuk kamar! Anak-anak, pulanglah
dulu. Kalau Tut Tut sembuh, boleh main ke sini lagi!” (Vero)
(Sumber: Bobo Edisi 22. Tahun XXXVII.
10 September 2009. Hal. 4-5)
Ilustrasi: Rudi, warna: Agus
0 komentar:
Posting Komentar