Tampilkan postingan dengan label Cergam Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cergam Anak. Tampilkan semua postingan

17 Desember 2019

Bona Gajah Kecil Berbelalai Panjang - Lagi-Lagi Listrik Mati




Bona dan Rong Rong sedang menonton TV. Tiba-tiba... pett, listrik mati! Rong Rong menggerutu. “Kita main di luar saja, Yuk! Sekalian olahraga,” ajak Bona.


Di jalan, Bona dan Rong Rong bertemu Pak Ino yang kebingungan. “Aku tak bisa memotong rumput halaman dengan pemotong rumput listrik.”


“Pinjam gunting rumput sebanyak-banyaknya pada tetangga saja, Pak!” saran Bona. Hihi, Bona cerdik ya, pekerjaan Pak Ino jadi cepat selesai.


Oaaa, oaaa... terdengar suara tangis bayi dari rumah Lila. “Adik bayiku menangis karena kepanasan. AC rumah kami mati!” adu Lila.


Bona mengubah belalainya jadi kipas angin. Wurrr, adik Lila kini tak menangis lagi.


Byarrr! Listrik kembali menyala. “Terima kasih!” kata Pak Ino dan Mama Lila pada Bona dan Rong Rong. Mereka membawakan kue-kue yang lezat. Nyamm, asyiknya! (Dwi)

(Sumber: Bobo Edisi 36. Tahun XXXVII. 17 Desember 2009. Hal. 48)
Ilustrasi: WAN’D Studio

Bobo - Festival Hasil Panen





Ada festival hasil panen di Negeri Kelinci. Semua sibuk mempersiapkan hasil kebun yang terbaik. Bapak memilih wortel segar yang besar-besar. Anak-anak ikut membantu.


“Kalian boleh jalan-jalan berkeliling,” kata Bapak. Bobo dan adik-adiknya mengunjungi Paman Gembul dan Cidut di stand Bibi Mimi Jerami yang berisi tomat dan selada.


“Tomatnya segar! Boleh mencicipi, Paman?” pinta Coreng. Sayang, Paman Gembul melarang. “Di stand lain boleh! Lihat, Lobi Lobi memberi kami buah lobi-lobi super!” kata Bobo.


“Kami juga mendapatkan melon kotak dari stand Pak Lomen,” pamer Upik. Paman Gembul dan Cidut penasaran mendengarnya. “Ayo kita ke stand Pak Lomen,” ajak Cidut.


“Boleh mencicipi melonnya?” tanya Paman Gembul. “Kalau semua mencicipi, bisa habis,” jawab Pak Lomen. “Kami tukar dengan tomat,” tawar Cidut. Aha, Pak Lomen setuju.


Paman Gembul dan Cidut senang sekali. Kini, mereka menuju ke stand semangka super. “Kami ingin mencicipi semangka super. Kami tukar dengan tomat dan selada super.”


Paman Gembul dan Cidut semakin bersemangat menukarkan tomat dan selada dengan aneka hasil kebun lain. Ada stroberi bulat, timun merah, jeruk super, dan banyak lagi. “Juri datang!” seru panitia. “Dimana tomat dan seladaku?” teriak Bibi Mimi Jerami ketika kembali ke stand-nya. “Kami sudah menukar semuanya,” jawab Cidut. Oh, kacau, deh! (Vero)

(Sumber: Bobo Edisi 36. Tahun XXXVII. 17 Desember 2009. Hal. 4-5)
Ilustrasi: Rudi. Warna: Agus.

9 Desember 2019

Bobo - Berburu Tikus




“Tikuuus!” jerit Emak panik. Emak paling anti kalau ada tikus berkeliaran di dapurnya. Bapak yang biasa mengusir tikus, sedang pergi ke luar kota.



Emak memanggil Paman Gembul. “Tolong singkirkan tikus itu dari dapurku!” perintah Emak. “Kalau begitu, aku perlu menginap. Tikus gampang ditangkap kalau malam,” jawab Paman Gembul.



Paman Gembul mengeluarkan perangkap tikusnya. “Emak punya keju? Biar kupasang di perangkapnya. Biasanya, tikus suka keju,” pinta Paman Gembul. Emak memberinya keju.



Paginya, keju hilang. Tetapi, tikus tidak tertangkap. “Mungkin kita perlu mengganti keju dengan daging asap. Kali ini, pasti tertangkap,” kata Paman Gembul. Emak menurut.



Lagi-lagi umpan hilang, tetapi tikus tetap tak tertangkap. “Kita coba lagi dengan sosis ayam. Besok pagi, kujamin tikus tertangkap,” kata Paman Gembul. Bobo mulai curiga.



Tengah malam, Bobo melakukan pengintaian. Ternyata kecurigaannya benar. Bobo melihat Paman Gembul sedang asyik makan sosis ayam. Bobo melapor kepada Emak.



Tentu saja Emak marah. “Pokoknya, tikus itu harus dikeluarkan sekarang juga!” perintahnya. Paman Gembul takut melihat Emak marah-marah.

Paman Gembul terpaksa memburu tikus dengan sapu. Setelah berkeringat seharian, barulah tikus mau keluar dari tempat persembunyiannya, lalu kabur keluar. Leganya!  (Vero)

(Sumber: Bobo Edisi 35. Tahun XXXVIII. 9 Desember 2010. Hal. 8-9)
Ilustrasi: Rudi, warna: Agus

Bona Gajah Kecil Berbelalai Panjang - Sepak Takraw





Tako diberi hadiah bola takraw oleh pamannya. Bentuknya bulat terbuat dari anyaman rotan. Tako juga diajari cara memainkannya.


Tako menunjukkan bola itu pada teman-temannya, termasuk Bona dan Rong Rong. “Ayo, kita mainkan!” ajak Tako.


Cara bermain sepak takraw seperti bermain bola voli. Tetapi, bolanya disepak dengan kaki. Bona kesulitan melakukannya. Dia berkali-kali jatuh.


“Aw, kakiku sakit!” keluh Bona. Dia duduk di tepi lapangan. Bona sedih tak bisa ikut bermain. Aha, untung Rong Rong dapat ide!


Bona tersenyum mendengar ide Rong Rong. “Betul juga! Bermain sepak takraw kurang lengkap tanpa net!” Bona menjulurkan belalainya membentuk net. Tako dan teman-temannya jadi lebih bersemangat. Wow, serunya permainan mereka! (Dwi)

(Sumber: Bobo Edisi 35. Tahun XXXVIII. 9 Desember 2010. Hal. 48)
Ilustrasi: WAN’D Studio