Rajawali
dan Pipit
Suatu hari, Rajawali dan Pipit hinggap
besama di sebuah batu besar.
“Selamat pagi, Rajawali,” sapa Pipit
ramah.
Rajawali melirik sedikit pada Pipit.
Lalu dengan kepala yang terangkat tinggi ia menjawab, “Selamat pagi juga.”
“Semoga hari ini semua pekerjaanmu
berjalan lancar,” kata Pipit.
“Memang sudah seharusnya begitu,” kata
Rajawali dengan angkuh. “Aku ingatkan! Kami adalah raja di antara semua burung.
Karena itu, lain kali, sebelum kami bicara, kau jangan menyapa kami dulu!”
“Tapi, kita, kan, satu keluarga?” Pipit
memandang Rajawali dengan heran.
Rajawali menatap kesal Pipit. “Kata siapa,
kita adalah satu keluarga?” bentaknya, meremehkan Pipit.
Dengan tenang Pipit berkata, “Aku
ingatkan! Aku juga bisa terbang tinggi seperti kamu. Bahkan aku bisa melakukan
hal yang tidak bisa kau lakukan, seperti bernyanyi. Aku bisa menghibur makhluk
lain di bumi.”
Perkataan Pipit membuat Rajawali sangat
marah.
“Berani-beraninya kau membandingkan
dirimu dengan aku, makhluk kecil! Apa kau tidak lihat? Ukuran tubuhmu hanya
sebesar batang kakiku! Begitu kuinjak, melayanglah nyawamu!”
Ilustrasi: Mono |
Burung Pipit tidak berkata apa-apa.
Dengan tenang ia terbang ke atas punggung Rajawali dan hinggap di sana.
Kemudian ia mulai mematuk-matuki bulu Rajawali.
Betapa kesalnya Rajawali. Ia segera
terbang ke angkasa. Dengan berbagai macam gerakan, ia berusaha menjatuhkan
Pipit dari punggungnya. Namun tidak berhasil. Pipit melekat di punggungnya seperti
dilem. Rajawali terpaksa hinggap kembali di batu besar tadi. Namun Pipit tetap
tidak mau turun.
Ilustrasi: Mono |
Pada saat itu, lewatlah Kura-kura. Ia
tertawa terbahak-bahak melihat pemandangan itu.
“Apa yang kau tertawakan, hai makhluk
yang lamban?” bentak Rajawali pada Kura-kura.
Sambil masih tertawa, Kura-kura
berkata, “Sepertinya, kau telah menjadi kuda tunggangan bagi Pipit! Hahaha....”
“Ini adalah urusanku dengan saudaraku.
Jangan campuri urusan keluarga kami. Pergi sana, uruslah urusanmu sendiri!”
bentak Rajawali dengan marah. Karena malu ditertawakan, ia terpaksa berkata
begitu.
Setelah itu Rajawali terbang tinggi
lagi, dengan Pipit masih berada di punggungnya.
Disadur oleh Djoni,
dari Bie He Lao Shu Guo Bu Qu
(Sumber: Bobo Edisi 24. Tahun XXXVII. 24 September 2009. Hal 2)
0 komentar:
Posting Komentar