Kurcaci-kurcaci kecil sedang asyik
bermain bola. Oki juga ada bersama mereka. “Nirmala baik, ya. Kita
masing-masing dikasih bola,” kata salah satu kurcaci kecil. Tiba-tiba datanglah
gerombolan kurcaci nakal, “Hihihi... kita, kok, tidak dikasih bola! Terpaksa,
deh bola kalian kami rebut!” seru mereka.
Kurcaci-kurcaci nakal menyambar
bola-bola itu dan membawanya pergi. “Jangan ambil bolaku! Kembalikaaan...
huhuuu...” kurcaci-kurcaci kecil menangis. Saat itu, Nirmala datang.
“Sudah, jangan nangis! Lihat, ada empat
bola lucu di sini!” seru Oki. Nirmala dan kurcaci kecil mendekat. “Ki, itu bayi
armadilo yang melingkarm bukan bola,” kata Nirmala.
Oki mendapat ide. Ia menyuruh kurcaci
kecil memegang bayi-bayi armadilo. Pura-pura bermain bola. Tak lama kemudian,
kurcaci nakal datang lagi dan merebut “bola-bola” itu! Nirmala segera menyulap,
“Sim salabim!”
Seketika, bayi-bayi armadilo itu
menjadi besar dan membuka diri. “Wuuuaaa... tolooong...” teriak kurcaci nakal
sambil lari ketakutan.
Empat armadilo tadi terjatuh ke tanah,
Nirmala segera menyulap mereka menjadi kecil lagi. “Waaah, hewan ini lucu, ya!
Mereka kembar empat!” kata para kurcaci kecil. “Induk armadilo memang biasanya
melahirkan bayi kembar empat. Kalau merasa terancam, armadilo melingkar seperti
bola. Lucum ya,” Nirmala menerangkan. (Vanda
P)
(Sumber: Bobo Edisi 35. Tahun XXXVIII.
9 Desember 2010. Hal. 40-41)
Ilustrasi: WAND Studio
0 komentar:
Posting Komentar