Kisah Kupu-Kupu Sombong
By: Yoga Triana
Ada seekor kupu-kupu kecil, badannya
ramping mungil. Sepasang sayapnya berwarna kelabu bergaris-garis biru. Sayapnya
bercorak titik-titik berwarna kuning kemilau, dihiasi totol-totol warna hitam.
Karena keindahan sayapnya, Kupu-Kupu Kecil jadi sombong, ia
suka membanggakan diri dan mengolok-olok binatang lain. Waktu bertemu dengan
seekor kumbang hitam, Kupu-Kupu Kecil meledek,
“Tubuhmu
jelek, hitam pekat seperti arang!”
Saat
melihat seekor katak sedang berjemur di pinggir kali, Kupu-Kupu Kecil juga
mengejek,
“Punggungmu
menjijikan, mulutmu juga lebar sekali!”
Suatu
malam, Kupu-Kupu Kecil melihat sinar berkedip-kedip mendekat ke arahnya. Sinar
itu memancar dari tubuh seekor binatang kecil. Rupanya, binatang itu adalah
kunang-kunang. Dipandanginya Kunang-Kunang dengan perasaan kagum.
“Oh,
sungguh indah binatang itu. Dia mempunyai sinar terang di tubuhnya.”
Kupu-Kupu
Kecil ingin memiliki cahaya seperti Kunang-Kunang. Ia ingin tubuhnya menjadi
lebih indah dengan cahaya itu. Kupu-Kupu Kecil lalu bertanya, “Kunang-Kunang,
dari mana kamu mendapatkan sinar itu? Aku ingin sekali memilikinya, agar aku
bisa berkeliaran di waktu malam.”
“Aku
sejak lahir sudah begini,” Kunang-Kunang menjelaskan. “Tetapi, setahuku, ada
benda lain yang juga selalu bersinar, yaitu api.”
“Di
mana api itu berada?”
“Di
rumah manusia pada malam hari.”
Kupu-Kupu
Kecil sangat gembira mendengar penjelasan Kunang-Kunang. Segera ia terbang
menuju ke rumah manusia. Kupu-Kupu Kecil berhasil masuk melalui celah angin di
atas jendela.
Kupu-Kupu
Kecil langsung terpesona saat melihat api menyala di sebuah pelita. Pelita
adalah lampu sederhana yang menggunakan minyak. Api itu memancarkan sinar yang
menerangi seluruh ruangan.
Ilustrasi: Mono |
Dengan
penuh semangat, Kupu-Kupu Kecil mendekati pelita itu dan menyambar apinya. Ia
ingin mengambil sedikit api untuk ditempelkan di tubuhnya. Tetapi malang, api
itu malah membakar sayapnya.
“Awww!”
Kupu-Kupu Kecil terbang menjauh sambil berteriak kesakitan.
Sayapnya
yang indah terbakar. Kupu-Kupu Kecil menyesal karena tak puas pada keindahan
yang telah dimilikinya. Kini, ia tak bisa menyombongkan diri lagi.
0 komentar:
Posting Komentar