Cita-Citaku
Suka nggak suka, yakin
pada suka, tentang anak-anak jaman sekarang. Yap, gak dibantah lagi anak-anak
jaman sekarang lebih kreatif dibanding anak-anak jaman dulu, apalagi di jaman
penjajahan ̶ semua anak harus menurut
sama ortu ̶ tanpa perlawanan
sedikit pun. Makanya nggak aneh waktu medengar cerita salah seorang teman yang
nekat membuktikan dirinya menjadi guru. Katanya dia seneng melihat anak-anak
sekarang yang cerdas dan kreatif. Salah satu pengalamannya begini:
Suatu hari, di jam
pelajaran bahasa Indonesia, masing-masing siswa ditanyai tentang apa yang jadi
cita-cita mereka. Paling pertama ditanyai Encek. Cowok yang napsu makannya
bagus banget ini waktu ditanya cita-cita, dia menjadi menjawab. Jadi wartawan.
Bu guru yang hobi nulis itu pun senang bercampur penasaran. Dia gak nyangka
siswanya yang keliatan cool ternyata lumayan unik. Daripada penasaran, Bu Guru
pun nanya lagi, kenapa kamu ingin jadi wartawan Encek? Dengan senyum-senyum
Encek menjawab dengan ringan, biar sering makan gratis.
Bu guru yang kebetulan
rumahnya tetanggaan sama tempat tinggal Encek itu pun inget Henry, Kakaknya
Encek yang jadi wartawan di salah satu majalah remaja. Orangnya tinggi besar
dan sering banget meliput acara launching sama kuliner. Henry yang setahun lalu
badannya masih langsing seperti model, saat ini udah seperti ibu-ibu yang hamil
muda saking endutnya.
Siswa lainnya yang juga ingin
ditanya cita-citanya adalah Desi. Cewek yang rada pendiem tapi sering
senyum-senyum sendiri itu, belum ditanya udah berdiri dan bilang kalau dia
bercita-cita jadi ibu rumah tangga yang baik dan sayang anak-anak. Bu Guru pun
senang, dia ikut senyum-senyum mendengar Desi menerangkan apa yang jadi
cita-citanya.
Belum sempat ibu guru
yang gaul ini bicara, Candra seorang murid cowok yang duduk gak jauh dari Desi
langsung menyambar. “Saya juga punya cita-cita Bu Guru. Cita-cita saya..., Saya
akan membantu Desi meraih cita-citanya,” dan Bu Guru pun tersenyum manis
sekali.
(Sumber: majalah mingguan Gaul
edisi 43 Tahun IX. 8-14 November 2010. Hal 14)
0 komentar:
Posting Komentar