9 November 2014

Cita-Citaku

Cita-Citaku

Suka nggak suka, yakin pada suka, tentang anak-anak jaman sekarang. Yap, gak dibantah lagi anak-anak jaman sekarang lebih kreatif dibanding anak-anak jaman dulu, apalagi di jaman penjajahan ̶  semua anak harus menurut sama ortu ̶  tanpa perlawanan sedikit pun. Makanya nggak aneh waktu medengar cerita salah seorang teman yang nekat membuktikan dirinya menjadi guru. Katanya dia seneng melihat anak-anak sekarang yang cerdas dan kreatif. Salah satu pengalamannya begini: 

Suatu hari, di jam pelajaran bahasa Indonesia, masing-masing siswa ditanyai tentang apa yang jadi cita-cita mereka. Paling pertama ditanyai Encek. Cowok yang napsu makannya bagus banget ini waktu ditanya cita-cita, dia menjadi menjawab. Jadi wartawan. Bu guru yang hobi nulis itu pun senang bercampur penasaran. Dia gak nyangka siswanya yang keliatan cool ternyata lumayan unik. Daripada penasaran, Bu Guru pun nanya lagi, kenapa kamu ingin jadi wartawan Encek? Dengan senyum-senyum Encek menjawab dengan ringan, biar sering makan gratis.

Bu guru yang kebetulan rumahnya tetanggaan sama tempat tinggal Encek itu pun inget Henry, Kakaknya Encek yang jadi wartawan di salah satu majalah remaja. Orangnya tinggi besar dan sering banget meliput acara launching sama kuliner. Henry yang setahun lalu badannya masih langsing seperti model, saat ini udah seperti ibu-ibu yang hamil muda saking endutnya.

Siswa lainnya yang juga ingin ditanya cita-citanya adalah Desi. Cewek yang rada pendiem tapi sering senyum-senyum sendiri itu, belum ditanya udah berdiri dan bilang kalau dia bercita-cita jadi ibu rumah tangga yang baik dan sayang anak-anak. Bu Guru pun senang, dia ikut senyum-senyum mendengar Desi menerangkan apa yang jadi cita-citanya.

Belum sempat ibu guru yang gaul ini bicara, Candra seorang murid cowok yang duduk gak jauh dari Desi langsung menyambar. “Saya juga punya cita-cita Bu Guru. Cita-cita saya..., Saya akan membantu Desi meraih cita-citanya,” dan Bu Guru pun tersenyum manis sekali.

(Sumber: majalah mingguan Gaul edisi 43 Tahun IX. 8-14 November 2010. Hal 14)

0 komentar:

Posting Komentar