“Tikuuus!” jerit Emak panik. Emak
paling anti kalau ada tikus berkeliaran di dapurnya. Bapak yang biasa mengusir
tikus, sedang pergi ke luar kota.
Emak memanggil Paman Gembul. “Tolong
singkirkan tikus itu dari dapurku!” perintah Emak. “Kalau begitu, aku perlu
menginap. Tikus gampang ditangkap kalau malam,” jawab Paman Gembul.
Paman Gembul mengeluarkan perangkap
tikusnya. “Emak punya keju? Biar kupasang di perangkapnya. Biasanya, tikus suka
keju,” pinta Paman Gembul. Emak memberinya keju.
Paginya, keju hilang. Tetapi, tikus
tidak tertangkap. “Mungkin kita perlu mengganti keju dengan daging asap. Kali
ini, pasti tertangkap,” kata Paman Gembul. Emak menurut.
Lagi-lagi umpan hilang, tetapi tikus
tetap tak tertangkap. “Kita coba lagi dengan sosis ayam. Besok pagi, kujamin
tikus tertangkap,” kata Paman Gembul. Bobo mulai curiga.
Tengah malam, Bobo melakukan
pengintaian. Ternyata kecurigaannya benar. Bobo melihat Paman Gembul sedang
asyik makan sosis ayam. Bobo melapor kepada Emak.
Tentu saja Emak marah. “Pokoknya, tikus
itu harus dikeluarkan sekarang juga!” perintahnya. Paman Gembul takut melihat
Emak marah-marah.
Paman Gembul terpaksa memburu tikus
dengan sapu. Setelah berkeringat seharian, barulah tikus mau keluar dari tempat
persembunyiannya, lalu kabur keluar. Leganya! (Vero)
(Sumber: Bobo Edisi 35. Tahun XXXVIII.
9 Desember 2010. Hal. 8-9)
Ilustrasi: Rudi, warna: Agus