Keributan di Suatu Sabtu
By: Maria Wiedyaningsih
Deni
dan Chrisna terpana memandang Andromeda. “Jadi, dia namanya Andromeda?” tegas
mereka bersamaan.
Li-El
mengangguk, membelai-belai Andro. Nama panggilan Andromeda memang Andro. Li-El
terheran-heran saat mendapati Deni dan Chrisna masih saja bengong.
“Kemarin,
kupikir Andromeda seorang anak,” gumam Deni garuk-garuk kepala.
Kemarin
Petra menelpon Li-El, menceritakan kebingungannya. Semua orang di rumah Petra
akan pergi sampai Sabtu esok. Tidak mungkin Andro sendirian dalam waktu lama.
Tentu Li-El
menawarkan diri menjaga Andro. Saat itu, rupanya Deni dan Chrisna mendengar
percakapan Li-El. Mereka menyangka Andromeda nama seorang anak.
“Aku sudah
kuatir kalian akan sama-sama menangis,” lanjut Chrisna geli.
“Uuuh ...
kalau itu kan, kamu. Kalian passti berduet menangis,” balas Li-El lucu.
li-El,
Deni, dan Chrisna tertawa. Berduet menyanyi, sih asyik didengarkan. Tetapi,
menangis bersama-sama?
“Huh, masa
nama kucing lebih keren dari namaku,” komentar Deni, pura-pura kecewa.
Lagi-lagi
mereka tertawa. Andro benar-benar membawa banyak keceriaan. Barangkali, karena
Andro sangat manis. Bulu putihnya benar-benar lembut.
|
Ilustrasi: Yoan |
Li-El, Deni
dan Chrisna senang sekali Andro mengikuti mereka kemana-mana. Termasuk main
basket esok harinya. Li-El bertanding melawan Chrisna, sementara Deni menjadi
wasit.
“Aku pasti
menang. Sekarang aku tidak cuma didukung Choco, tapi juga Andro. Iya, kan,
Andro?” Li-El menengok ke arah Andro.
Kening
Li-El berkerut saat tidak mendapati Andro di samping lapangan. “Ke mana Andro?”
“Oh, tadi
aku memberinya makan di halaman samping,” jelas Chrisna.
Bertiga
mereka pergi ke halaman samping. Ternyata Andro tidak ada ada di sana. Mereka
bertiga berpandangan. Segera saja mereka pergi ke halaman depan. Ketiganya
terpana saat melihat pintu pagar terbuka.
|
Ilustrasi: Yoan |
“Gawat,
tadi aku keluar sebentar,” ujar Deni, mulai panik. “Pasti aku lupa menutup
pintu.”
“Uuuh,
kenapa, sih, Deni ceroboh begitu?” pikir Li-El dalam hati.
Li-El mulai
gelisah, tapi berusaha tenang. Mereka bertiga mencari Andro di dalam rumah.
Andro tidak ada di mana-mana. Jangan-jangan Andro pergi ke luar. Jangan-jangan
Andro tersesat entah di mana? Jangan-jangan mengalami kecelakaan?
Mereka
memutuskan berpencar mencari Andro di sekitar rumah. Li-El pergi bersama Mbak
Mira, sementara Deni pergi dengan Chrisna.
“Andro ...
Andromeda ... pus, puuuus,” Li-El dan Mbak Mira memanggil-manggil.
Setelah
sekitar setengah jam mencari-cari, Li-El dan Mbak Mira terpaksa pulang. Li-El
mendapati wajah Deni dan Chrisna yang benar-benar cemas.
“Mungkin
kalau ita sedikit hati-hat, Andro tidak akan hilang,” ujar Li-El.
Deni dan
Chrisna terbelalak. “Maksudmu, aku seharusnya tidak memberi makan di halaman
samping?” ujar Chrisna jengkel.
“Maksudmu,
kalau aku menutup pintu, Andro tidak akan hilang?” sambung Deni.
“Kalau
kalian lebih hati-hati menjaga Andro, mungkin Andro tidak akan hilang,” balas
Li-El.
“Kamu
sendiri sejak pagi tidak peduli pada Andro,” ujar Chrisna kesal.
Li-El
terbelalak. Kenapa justru dia yang disalahkan? “Aku akan mencari Andro lagi,”
Li-El tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.
Mereka
kembali pergi dengan tegang.
Li-El
mencari-cari dengan lunglai. Bagaimana jika Andro benar-benar hilang? Bagaimana
nasibnya? Lalu ... apa yang harus dikatakannya pada Petra? Petra pasti marah
padanya. Lalu, kenapa Deni dan Chrisna menyalahkannya? Rasanya mereka lebih
bersalah.
“Andro ...
Andromeda ... pus ... puuus ...,” panggil Li-El putus asa.
Li-El dan
Mbak Mira terduduk lesu. Bagaimana ini? Pikirnya bingung.
“Miaaaw
...!”
Pasti Li-El
sangat ingin bertemu dengan Andro, sampai-sampai dia membayangkan mendengar
suaranya. Ya ampun, kaki Li-El bahkan bisa merasakan bulu-bulunya yang lembut.
Eh, tapi
kenapa bulu Andro terasa betulan, ya?
“Andro!”
pekik Li-El terpana. Pelan-pelan dia mengulurkan tangan. Li-El takut jika
tangannya menyentuh Andro, Andro akan menghilang.
|
Ilustrasi: Yoan |
“Itu memang
Andro, kok.” Li-El mendongak kaget. Deni dan Chrisna sudah ada di depannya!
Mereka bertiga berpandangan diam.
Apa yang
terjadi pada mereka bertiga? Kemarin,
Andro membuat mereka tertawa-tawa. Hari ini, panik dan cemas membuat mereka
bertengkar, saling menyalahkan.
Li-El,
Deni, dan Chrisna tersenyum salah tingkah. Coba tadi mereka sedikit lebih
tenang. Mungkin mereka tidak perlu merasa malu seperti sekarang.
Mereka
berempat pulang dalam diam. Bergantian memeluk Andro. Mungkin Andro membuat
awal hari mereka berantakan. Namun, dia mengubahnya menjadi indah sekarang.
(Sumber: Bobo edisi 35. Tahun XXXVIII. 9
Desember 2010. Hal. 10-11)