Beberapa daerah di Indonesia masih
mengenal hari pasar. Maksudnya, akan ada pasar di hari-hari tertentu. Ternyata,
di Maroko juga begitu.
Seminggu Sekali
Jika
berkunjung ke Maroko, terutama ke kota kecil dan desa, jangan lupa bertanya
hari pasar di daerah itu. Sebab, seminggu sekali akan ada tempat yang
“mendadak” jadi pasar. Masing-masing daerah mempunyai hari pasar yang
berbeda-beda.
Berhubung
hari pasar hanya ada seminggu sekali, para penjual dan pembeli ini tidak selalu
berkumpul di sebuah bangunan pasar. Seringkali pasar terbentuk dari deretan
tenda-tenda di sebuah lapangan besar. Kadang-kadang diberi atap tetapi tidak
permanen. Namun, seringkali beratap langit. Kalau di Indonesia, kira-kira
seperti deretan pedagang kaki lima. Hanya saja, para pedagang ini berjualan di
tempat yang benar. Di Maroko, pasar ini disebut souk.
Hari
pasar selalu ditunggu-tunggu. Inilah hari dimana orang-orang berkumpul untuk
membeli aneka kebutuhan. Inilah juga hari di mana turis-turis mencicipi tradisi
kehidupan di Maroko.
Silakan Memilih dan Menawar
Barang-barang
dagangan di souk memang amat menarik. Aneka warna buah segar, karpet, jajanan,
kerajinan, bumbu, dan banyak lagi. Tak jarang ada juga pertunjukkan. Pokoknya,
lengkap!
Pagi
hari biasanya banyak penjual buah-buahan dan daging mentah. Menjelang siang,
mulai banyak penjual barang-barang. Malam hari, souk sudah dipenuhi oleh
deretan warung makan dengan asap mengepul dan aroma lezat.
Saat
datang ke souk, ingatlah bahwa harga di situ masih bisa ditawar. Nah, bagi
pembeli yang jago menawar, bisa mendapatkan barang dengan harga yang cukup
murah. Asyik, bukan?
Satu hari telah berlalu. Hiruk-pikuk
pedagang dan pembeli juga berlalu. Mereka akan berkumpul seminggu lagi.
(Sumber: Bobo Edisi 21. Tahun XXXVIII.
2 September 2010. Hal. 35)
Foto: Istimewa. Teks: Pipit