Sebuah pohon bugenvil uring-uringan.
Bunga yang biasanya bermekeran, kini tak terlihat. Seekor kupu-kupu
menghampirinya. Pohon bugenvil pun menumpahkan curahan hatinya.
“Sudah
lama aku tidak melihat rimbunnya bunga-bungamu. Ada apa bugenvil?” tanya seekor
kupu-kupu kepada bunga bugenvil.
“Bagaimana
mau berbunga. Huh! Manusia yang menanamku tidak tahu kesukaanku. Dia juga tidak
tahu hal yang aku benci,” curhat si bugenvil.
“Ceritakanlah
padaku!” perintah kupu-kupu kepada bugenvil.
“Kau
lihat sendiri, aku ditaruh di ruangan, aku tidak suka di dalam ruangan!” kata
bugenvil memulai curhatnya.
“Bukankah
kau pernah ditanam di luar ruangan? Tetapi, kau juga malas berbunga,” jawab
kupu-kupu sambil keheranan.
“Tentu
saja aku malas berbunga. Sebab aku ditaruh di tanah becek. Aku tidak suka tanah
yang becek. Iiih, jorok!” tukas bugenvil dengan kesalnya.
“Jadi,
kau ingin ditanam di luar ruangan dan tidak di tanah becek?” tanya kupu-kupu
menanggapi kekesalan bugenvil.
“Ya! Aku tidak apa-apa ditanam di pot.
Yang penting, tanahku tidak becek dan aku bisa puas bermandi di matahari.” Ujar
bugenvil dengan semangat.
“Mandi
matahari?” tanya kupu-kupu ingin tahu.
“Betul!
Aku senang berjemur. Yaaah... paing tidak, lima jam dalam sehari aku berjemur.
Tetapi... mengapa pemilikku ini tidak bisa mengerti aku, ya?” ujar bugenvil
dengan murungnya.
Kupu-kupu
membujuk bugenvil,“Begini saja. Biar aku bisiki dia. Tetapi janji, ya, sesudah
keinginanmu dituruti, berbungalah yang banyak. Kami sangat suka keindahanmu.”
“Tentu, terima kasih. Oh iya, ada lagi
yang membuatku kesal,” ujar bugenvil mengenai kekesalannya lagi kepada
kupu-kupu.
“Apa itu?” tanggap kupu-kupu.
“Banyak
manusia mengatakan bahwa tanaman bugenvil memiliki bunga warna-warni. Ada yang
putih, jingga, merah keunguan, dan banyak lagi. Padahal itu bukanlah bunga.”
Jawab bugenvil dalam menjelaskan kekesalannya.
“Apa
yang harus aku jelaskan pada para manusia?”
“Katakan
bahwa yang beraneka warna itu hanyalah daun pelindung bunga. Bungaku sendiri
berwarna putih. Memang, sih, bungaku kecil. Tiga helai daun pelindung bunga
seolah menutupi tiga tangkai bunga kecilku.”
“Baiklah,
akan aku sampaikan,” janji kupu-kupu kepada bugenvil.
“Terima
kasih, kupu-kupu!” ujar bugenvil dengan senangnya.
Selama
ini kita hanya tahu, bahwa bunga bugenvil memiliki banyak warna. Padahal bunga
bugenvil sendiri hanya berwarna putih yang memiliki tiga tangkai bunga kecil.
Sedangkan bunga yang berwarna-warni pada bugenvil hanyalah daun pelindung dari
tiga tangkai bunga kecil pada bugenvil. Perawatan bugenvil tidaklah susah,
kalau kita meletakkannya di tempat tepat yang cukup dengan sinar mataharinya.
Berikut fakta tentang Bugenvil yang
perlu kita ketahui:
* Berkhasiat untuk menyembuhkan
beberapa penyakit.
* Berasal dari Amerika Utara; sekarang
banyak dijumpai di seluruh dunia yang beriklim hangat.
* Diklasifikasikan tahun 1768 oleh Dr.
Philibert Commerçon, seorang ahli botani asal Perancis, saat sedang menemani
seorang penjelajah bernama Louis Antoine de Bougainville. Saat itu mereka
menjelajah hingga ke Brazil.
* Di sekitar Khatulistiwa, bugenvil
bisa berbunga sepanjang tahun. Di luar daerah itu, bugenvil berbunga pada
musim-musim tertentu saja.
(Sumber: Bobo Edisi 21. Tahun XXXVIII.
2 September 2010. Hal. 2)
(Foto: Istimewa. Teks: Pipit)